Wednesday, August 13, 2014

Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2013

Assalammualaikum Wr. Wb.

Setelah sekian lama...akhirnya hari ini saya baru membuat new post untuk blog saya ini..Hufh..Maklum,sekarang sudah menjadi ibu rumah tangga.hehehe..
Saat ini saya sedang menyelesaikan tesis saya. Untuk menyelesaikan tesis ini saya membutuhkan data-data ICMD dari tahun 2008-2012. Waktu itu saya bingung karena harus mengumpulkan data sebanyak itu, apalagi data yang saya ambil adalah data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.. Untungnya dosen saya baik sekali..dia memberikan data ICMD tahun 2013 yang berisi data laporan keuangan tahun 2010-2012 perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI. Dosen saya juga memberikan data ICMD tahun 2010 yang berisi data laporan keuangan tahun 2007-2009 perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI, namun ICMD 2010 tersebut berisi hanya sebagian data saja, jadi sisanya yang belum ada harus saya search sendiri di internet. Saya berpikir untuk mencari data ICMD 2010 di internet. Tapi ternyata kebanyakan data ICMD banyak yg diperjualbelikan di internet, sedangkan saya mencari yang free. Akhirnya dengan menggunakan waktu luang yang ada, saya download sendiri satu per satu dari situs IDX.
Nah..Dalam blog ini saya ingin berbagi data ICMD 2013 untuk kawan-kawan yang membutuhkan. Data ini dalam format winzip..karena ukurannya yang sangat besar. Data ini akan saya berikan melalui email ya...jadi s.iapa yang menginginkannya bisa langsung email ke saya dan saya akan kirimkan dengan gratis :D Mudah-mudahan data ini berguna untuk kalian semua :D..

Wassalammualaikum Wr.Wb.

Wednesday, October 17, 2012


Manajemen Pemasaran : Menetapkan Strategi Produk

A.      Karakteristik dan Klasifikasi Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara-acara, orang, tempat, properti, organisasi, dan gagasan.
Tingkat Produk : Hierarki Nilai Pelanggan (Customer Value Hierarchy)
1.         Manfaat Inti (Core benefit)
Merupakan layanan atau manfaat mendasar yang sesungguhnya dibeli pelanggan. Pemasar harus memandang dirinya sebagai penyedia manfaat. Contohnya: Seorang tamu hotel membeli “istirahat dan tidur”.
2.       Produk dasar (basic product)
Pemasar harus mengubah manfaat inti tersebut menjadi produk dasar. Dengan demikian, kamar hotel meliputi tempat tidur, kamar mandi, handuk, meja tulis, meja rias, dan lemari pakaian.
3.       Produk yang diharapkan (expected product)
Pemasar menyediakan produk yang diharapkan yaitu beberaoa atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan pembeli ketika mereka membeli produk ini. Tamu hotel mengharapkan tempat tidur yang bersih, handuk yang bersih, lampu kaca, dan kadar ketenangan tertentu.
4.       Produk yang ditingkatkan (augmented product)
Pemasar menyiapkan augmented product yang melampaui harapan pelanggan. Beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai strategi peningkatan produk, yaitu :
a.       Setiap peningkatan menimbulkan biaya.
b.       Manfaat yang ditingkatkan akan segera menjadi manfaat yang diharapkan.
c.        Pada saat perusahaan menaikkan harga untuk produk yang telah mereka tingkatkan, sebagian pesaing menawarkan jenis produk yang teleh “dipreteli” dengan harga yang jauh lebih rendah.
5.       Calon produk (potential product)
Yang meliputi segala kemungkinan peningkatan dan perubahan yang mungkin akan dialami produk atau tawaran tersebut pada masa mendatang.

Klasifikasi Produk
Daya Tahan Dan Wujud
a.       Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods)
Adalah barang-barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan, seperti bird an sabun. Karena barang-barang ini dikonsumsi dengan cepat dan sering dibeli, strategi yang tepat adalah menyediakannya di berbagai lokasi, hanya mengenakan marjin yang kecil, dan memasang iklan besar-besaran guna memancing orang mencobanya dan membangun preferensi.
b.       Barang tahan lama (durable goods)
Adalah barang berwujud yang biasanya tetap bertahan walaupun sudah digunakan berkali-kali. Produk tahan lama biasanya memerlukan penjualan dan pelayanan yang lebih pribadi, mempunyai marjin yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih banyak garansi dari penjual.
c.        Jasa (services)
Adalah produk-produk yang tidak berwujud, tidak terpisahkan, dan mudah habis. Akibatnya produk ini biasanya memerlukan pengendalian mutu, kredibilitas pemasok, dan kemampuan penyesuaian yang lebih tinggi. Contohnya : pemotongan rambut dan perbaikan barang.

Klasifikasi Barang Konsumen
1.      Barang mudah atau barang sehari-hari (convenience goods)
Adalah barang-barang yang biasanya sering dibeli pelanggan dengan cepat dan dengan upaya yang sangat sedikit. Contoh : Produk-produk tembakau, sabun, dan Koran.
a.       Kebutuhan Pokok, adalah barang-barang yang dibeli konsumen secara teratur.
b.       Barang Dadakan (impulse goods), dibeli tanpa perencanaan atau upaya pencarian.
Contoh : Coklat dan Majalah.
c.        Barang Darurat (emergency goods), dibeli pada saat suatu kebutuhan mendesak. Contoh : payung pada musim hujan.
1.                        2.  Barang Toko (shopping goods)
        Adalah barang-barang yang biasanya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga, dan gaya dalam proses pemilihan dan pembeliannya. Contohnya : perabotan, pakaian, mobil bekas, dan peralatan rumah tangga utama.
a.       Barang Toko Homogen (homogenous shopping goods)
Memiliki kemiripan mutu, tetapi cukup berbeda dari segi harga sehingga menjadi alas an perbandingan dalam berbelanja.
b.       Barang Toko Heterogen (heterogenous shopping goods)
Berbeda dari segi cirri-ciri produk dan layanan yang mungkin dianggap lebih penting daripada harganya.
         3. Barang Khusus (specialty goods)
            Mempunyai cirri-ciri atau identifikasi merek yang unik dank arena itulah cukup banyak pembeli bersedia melakukan upaya pembelian yang khusus. Contohnya meliputi, mobil, komponen-komponen stereo, peralatan fotografi, dan setelah pria.

        4.  Barang yang tidak dicari (unsought goods)
            Barang-barnag yang tidak diketahui konsumen atau biasanya mereka tidak terpikir untuk membelinya, seperti detector asap.   

Klasifikasi Barang Industri
1.         Bahan baku dan suku cadang (materials and parts)
Adalah barng-barang yang seluruhnya masuk ke produk produsen tersebut.
a.       Bahan Mentah, Terdiri dari produk pertanian (gandum, kapas, ternak, buah, dll) dan produk alam (ikan, kayu, minyak mentah, dll)
b.       Bahan baku dan suku cadang
Terdiri dari bahan baku komponen (component materials) dan suku cadang komponen (component parts)
2.       Barang Modal (capital items)
Adalah barang-barang tahan lama yang memudahkan pengembangan atau pengelolaan produk jadi. Barang modal meliputi 2 kelompok, yaitu :
a.       Instalasi (bangunan dan kantor)
b.       Peralatan (generator, bor, computer, elevator, dll)
3.       Perlengkapan dan layanan bisnis (supplies and business service)
Adalah barang dan jasa berumur pendek, memudahkan pengembangan atau pengelolaan produk jadi.
a.       Barang pemeliharaan dan perbaikan (cat, paku, sapu)
b.       Perlengkapan operasional (pelumas, batu bara, kertas tulis, pensil)
Perlengkapan biasanya dibeli dengan upaya yang sangat sedikit dengan melakukan pembelian ulang langsung. Barang tersebut lazimnya dipasarkan melalui perantara karena nilai per unitnya yang rendah dan karena pelanggannya sangat banyak dan tersebar secara geografis. Harga dan layanan merupakan pertimbangan penting, karena perlengkapan telah distandardisasi dan preferensi merek tidak tinggi.
c.        Layangan Pemeliharaan dan perbaikan (pembersihan jendela, perbaikan mesin fotokopi).
Layangan pemeliharaan dan perbaikan biasanya diberikan berdasarkan kontrak oleh produsen-produsen kecil atau disediakan oleh produsen peralatan aslinya.
d.       Layangan konsultasi bisnis (hukum, konsultasi manajemen, iklan.
Layanan konsultasi bisnis biasanya dibeli berdasarkan reputasi dan staf pemasok.

B.      Diferensiasi
Supaya dapat diberi merek, produk harus didiferensiasikan.
1.         Diferensiasi Produk
a.       Bentuk.
Banyak produk dapat didiferensiasi berdasarkan bentuk—ukuran, model, atau struktur fisik produk.
b.       Fitur (feature)
Sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan fitur yang berbeda-beda yang melengkapi fungsi dasar produk. Sebuah perusahaan dapat mengidentifikasi dan menyeleksi fitur baru yang tepat dengan mensurvei pembeli saat ini dan kemudian menghitung nilai pelanggan dibandingkan dengan biaya perusahaan untuk masing-masing fitur potensial.
c.        Mutu Kinerja
Mutu kinerja adalah level berlakunya karakteristik dasar produk, yakni level rendah, rata-rata, tinggi, dan unggul.
d.       Mutu Kesesuaian (conformance quality)
Adalah tingkat kesesuaian dan pemenuhan semua unit yang diproduksi terhadap spesifikasi sasaran yang dijanjikan.
e.       Daya Tahan (durability)
Adalah ukuran usia yang diharapkan atas beroperasinya produk dalam kondisi normal dan/atau berat, merupakan atribut yang berharga untuk produk-produk tertentu.
f.         Keandalan (reability)
Adalah ukuran probabilitas bahwa produk tertentu tidak akan rusak atau gagal dalam periode waktu tertentu.
g.       Mudah Diperbaiki
Kemudahan diperbaiki adalah ukuran kemudahan untuk memperbaiki produk ketika produk itu rusak atau gagal. Sifat mudah diperbaiki yang ideal adalah jika pemakai dapat membetulkan sendiri produk itu dengan biaya atau waktu yang relatif kecil.
h.       Gaya (style)
Menggambarkan penampilan dan perasaan yang ditimbulkan oleh produk itu bagi pembeli.

2.       Diferensiasi Jasa
Jika produk fisik tidak mudah didiferensiasi, kunci keberhasilan dalam persaingan sering terletak pada penambahan jasa atau pelayanan yang menambah nilai serta perbaikan mutu produk fisik itu. Pembeda utama layanan adalah kemudahan pemesanan (order easy), pengiriman (delivery), pemasangan (installation), pelatihan pelanggan (customer training) konsultasi pelanggan (customer consulting), serta pemelihaan dan perbaikan.


Friday, September 28, 2012

CURRENCY FUTURES DAN CURRENCY OPTIONS

BAB 5
CURRENCY  FUTURES  DAN  CURRENCY  OPTIONS

A.    Pasar Currency Futures
Kontrak Currency Futures vs. Kontrak Forward
Currency futures adalah kontrak yang menetapkan penukaran suatu valuta dalam volume tertentu pada tanggal penyelesaian tertentu. Kontrak futures serupa dengan kontrak forward karena memungkinkan pembeli untuk mengunci harga yang harus dibayarkan bagi suatu valuta tertentu pada suatu waktu di masa depan.

Kontrak Currency Futures
Kontrak Currency Forward
Lokasi Pasar
Diperdagangkan langsung antara dua pihak yang saling bertemu
Diperdagangkan melalui telepon di seluruh dunia
Ukuran Kontrak
Standar
Disesuaikan dengan kebutuhan individual
Tanggal pengiriman/penyelesaian
Standar
Disesuaikan dengan kebutuhan individual
Pelaku
Bank, pialang, dan perusahaan-perusahaan multinasional. Spekulasi publik umum.
Bank, pialang, dan perusahaan-perusahaan multinasional. Spekulasi publik jarang
Deposito penjamin
Diperlukan deposito penjamin dalam jumlah kecil
Tidak diperlukan deposito penjamin, melainkan saldo bank dan lini kredit
Proses kliring
Ditangani oleh clearing house yang dibentuk oleh bursa. Penyelesaian-penyelesaian transaksi harian ditentukan oleh harga pasar.
Penanganan tergantung pada bank-bank dan pialang-pialang individual. Tidak diperlukan clearing house yang terpisah
Regulasi
Commodity Futures Trading Commission; National Futures Association
Self-regulating
Likuidasi
Sebagian besar oleh transaksi lain yang berlawanan, sangat sedikit oleh pengiriman aktual.
Sebagian besar kontrak diselesaikan oleh pengiriman aktual. Sisanya oleh transaksi lain berlawanan
Biaya transaksi
Brokerage fee bisa dinegosiasikan
Ditentukan oleh spread antara harga jual dan harga beli

B.     Pasar Currency Options (Opsi Valuta)
Currency option adalah tipe kontrak alternative yang dapat dibeli atau dijual oleh para spekulan atau perusahaan-perusahaan. Opsi dapat dibeli atau dijual melalui pialang-pialang.
Selain disediakan oleh sejumlah bursa, bank-bank komersial dan perusahaan-perusahaan pialang juga telah mulai menawarkan opsi valuta. Opsi tersebut dirancang sesuai dengan kebutuhan spesifik dari perusahaan. Karena opsi ini tidak baku, semua ketentuannya harus dijelaskan dalam kontrak. Jumlah unit, strike price, dan tanggal jatuh temponya dapat dibuat sesuai keinginan klien. Transaksi ini tidak memerlukan jaminan kredit. Jadi, perjanjian yang dibuat hanya aman sepanjang pihak-pihak yang terlibat memenuhi kewajibannya.
1.      Currency Call Option
Currency Call Option memberikan hak untuk membeli suatu valuta tertentu dengan harga tertentu selama periode waktu tertentu. Harga yang harus dibayarkan pemilik opsi pada saat ingin menggunakan haknya membeli valuta dinamakan dengan exercise price atau strike price, dan tiap opsi memiliki tanggal jatuh tempo bulanan masing-masing.
Call Option dapat dimanfaatkan jika seseorang ingin mengunci harga yang harus dibayarkan bagi suatu valuta di masa depan. Jika kurs spot dari suatu valuta naik melampaui strike price-nya, pemilik call option dapat meng‘exercise’ (yaitu menggunakan) haknya dengan membeli valuta pada strike price yang lebih rendah dari kurs spot. Strategi ini kurang lebih sama dengan strategi yang digunakan oleh pembeli kontrak futures, tetapi kontrak futures mewajibkan pelakunya melakukan sesuatu (yaitu, membeli atau menjual), sementara currency option tidak mewajibkan pembelinya melakukan apapun.

2.      Currency Put Option
Currency Put Option adalah kontrak yang memberikan hak untuk menjual suatu valuta tertentu pada kurs tertentu selama periode waktu tertentu. Sama seperti call option pemilik put option tidak diwajibkan untuk menggunakan hak opsinya. Jadi kerugian potensial maksimum bagi pemilik put option adalah sebesar premium yang dibayarkan pada saat membeli opsi.
Suatu Currency Put Option diklasifikasikan sebagai :
-     in the money; pada saat kurs berjalan lebih kecil dari strike price
-     at the money; pada saat kurs berjalan sama dengan strike price
-     out of  the money; pada saat kurs berjalan lebih tinggi dari strike price
Bagi suatu valuta dan tanggal jatuh tempo tertentu, in the money put option akan memerlukan premium yang lebih tinggi dibandingkan opsi at the money atau out of the money.

PENENTUAN NILAI TUKAR



A.    Mengukur Pergerakan Nilai Tukar
Nilai tukar atau kurs mengukur nilai suatu valuta dari perspektif valuta lain. Penurunan nilai valuta dinamakan dengan depresiasi (depreciation). Misal, pada saat pound Inggris mengalami depresiasi terhadap dolar, ini berarti bahwa dolah AS menguat relatif terhadap pound Inggris. Sedangkan peningkatan nilai valuta dinmakan dengan apresiasi (appreciation).
Pada saat kurs spot dari dua titik waktu diperbandingkan, kurs spot yang baru disimbolkan dengan S, kurs spot sebelumnya disimbolkan St-1. Persentase perubahan nilai suatu valuta bisa dihitung sebagai berikut :
                                          Persentase ∆ Nilai Valuta = ( S-St-1St-1 x 100          

Persentase positif mencerminkan apresiasi, sedangkan nilai negatif mencerminkan depresiasi.

B.     Ekuilibrium Nilai Tukar
Setiap saat, nilai valuta akan mencerminkan harga yang mempertemukan jumlah permintaan dengan jumlah penawaran valuta. Inilah yang dinamakan dengan nilai tukar ekuilibrium,

C.    Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar
1.      Laju Inflasi Relatif
Perubahan dalam laju inflasi dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan internasional, karena mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta, dan dengan demikian mempengaruhi nilai tukar.

2.      Suku Bunga Relatif
Perubahan dalam suku bunga relative mempengaruhi investasi dalam sekuritas-sekuritas asing, yang selanjutnya akan mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing, dan nilai tukar. Asumsikan bahwa suku bunga di AS meningkat sedangkan suku bunga di Inggris tetap konstan. Dalam hal ini, korporasi-korporasi AS besar kemungkinan akan mengurangi permintaan mereka terhadap pound karena suku bunga di AS sekarang lebih menarik ketimbang suku bunga di Inggris. Karena suku bunga di AS sekarang lebih menarik, penawaran pound untuk dijual oleh korporasi-korporasi Inggris juga meningkat karena korporasi Inggris meningkatkan depositonya di AS. Akibat menurunnya permintaan dan meningkatnya penawaran pound, nilai tukar ekuilibrium akan menurun. Jika suku bunga AS menurun relative terhadap suku bunga di Inggris, maka yang terjadi adalah nilai tukar ekuilibrium pound-dolar akan meningkat.

3.      Tingkat Pendapatan Relatif

4.      Kontrol Pemerintah

Pemerintah Negara-negara asing dapat mempengaruhi nilai tukar ekuilibrium dengan berbagai cara, diantaranya melalui :
-          Hambatan jual-beli valuta asing
-          Hambatan perdagangan
-          Intervensi (pembelian dan penjualan valuta) dalam pasar valas
-        Pengubahan variabel-variabel makro seperti inflasi, suku bunga, dan tingkat pendapatan nasional

5.      Ekspektasi
Pasar valas bereaksi cepat terhadap setiap berita yang memiliki dampak ke masa depan. Sebagai contoh, berita mengenai bakal melonjaknya inflasi di AS mungkin bisa menyebabkan pedagang valas menjual dolar, karena memperkirakan nilai dolar akan menurun di masa depan. Reaksi ini langsung menekan nilai tukar dolar dalam pasar.

Wednesday, September 5, 2012

Arus Dana Internasional

A. Neraca Pembayaran (Balanced of payments)
     Neraca Pembayaran adalah ukuran dari semua transaksi antara penduduk dalam negeri dengan penduduk luar negeri selama periode waktu tertentu. Neraca pembayaran terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Neraca berjalan (current account)
    Adalah ukuran perdagangan barang dan jasa internasional suatu negara yang paling luas. Komponen utamanya adalah neraca perdagangan (balance of trade), yaitu selisih antara ekspor dan impor. Jika impor lebih tinggi dari ekspor, maka yang terjadi adalah defisit neraca perdagangan. Sebaliknya, jika ekspor lebih tinggi dari impor, yang terjadi adalah surplus.
     Neraca barang dan jasa (balance of goods and services) adalah neraca perdagangan ditambah pembayaran dividen dan bunga netto kepada investor-investor asing dan dari investasi di luar negeri, serta penerimaan dan pembayaran yang berhubungan dengan pariwisata dan transaksi-transaksi lain.
      Neraca berjalan mencerminkan neraca barang dan jasa ditambah transfer unilateral (unilateral transfers), yaitu dana bantuan swasta dan pemerintah asing.
     Faktor-faktor yang mempengaruhi neraca berjalan :
     a. Inflasi
         Jika laju inflasi sebuah negara meningkat relatif terhadap negara-negara mitra dagangnya, neraca berjalannya akan menurun (dengan asumsi hal-hal lain tidak berubah). Konsumen dan kerjasama/persekutuan dalam ngara tersebut akan membeli lebih banyak barang dari luar negeri (karena tingginya inflasi lokal), sementara ekspor ke negara-negara lain akan menurun.

     b. Pendapatan Nasional
         Jika tingkat pendapatan nasional sebuah negara meningkat dengan persentase relatif lebih tinggi dari negara-negara lain, neraca berjalannya akan menurun, cateris paribus. Jika pendapatan riil (yaitu, pendapatan yang telah disesuaikan dengan inflasi) meningkat, konsumsi barang juga meningkat.
Contoh : Runtuhnya Tembok Berlin telah mendorong pertumbuhan ekonomi Eropa pada akhir tahun 1989 dan tahun 1990, yang menyebabkan meningkatnya permintaan atas barang-barang AS. Bahkan, AS mengalami surplus neraca perdagangan dengan Eropa Barat sepanjang 4 bulan pertama tahun 1990.

     c. Restriksi pemerintah
         Jika pemerintah sebuah negara mengenakan pajak atas barang-barang impor (yang sering disebut dengan tarif), harga dari barang-barang impor tersebut bagi konsumen akan meningkat. Selain tarif, pemerintah dapat mengurangi impor dengan menciptakan kuota (quota), atau jumlah maksimum yang bisa diimpor.

     d. Nilai tukar (kurs) valuta
         Valuta tiap negara dinilai dari perspektif valuta lain memakai konsep nilai tukar (kurs), agar valuta-valuta dapat saling dipertukarkan dan mempermudah transakti-transaksi internasional. Nilai dari sebagian valuta berfluktuasi sepanjang waktu karena pengaruh pasar dan pemerintah. Jika nilai valuta sebuah negara mulai naik relatif terhadap valuta-valuta negara lain, ceteris paribus, saldo neraca berjalannya akan menurun. Produk-produk yang diekspor oleh negara tersebut akan menjadi lebih mahal bagi negara-negara pengimpor. Konsekuensinya permintaan atas produk-produk tersebut akan menurun.

2. Neraca Modal (Capital account)
     Neraca Modal mencerminkan perubahan-perubahan dalam kepemilikan aset jangka panjang dan jangka pendek. Investasi luar negeri jangka panjang mengukur semua investasi modal antarnegara, termasuk investasi asing langsung dan pembelian sekuritas yang berjangka waktu jatuh tempo lebih dari 1 tahun. Investasi asing jangka pendek mengukur arus dana yang diinvestasikan dalam sekuritas-sekuritas yang berjangka waktu kurang dari setahun.
   

Manajemen Keuangan Perusahaan Multinasional (MNC)

A.    Tujuan MNC
Tujuan sebuah MNC secara umum adalah memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Jika tujuannya adalah untuk memaksimumkan laba di masa depan, kebijakan-kebijakan perusahaan mesti berbeda dengan kebijakan yang mungkin dikeluarkan seandainya tujuannya adalah untuk memaksimumkan kekayaan pemegang saham.

1.      Konflik-konflik yang Menghalangi Pencapaian Tujuan MNC
       a.      Agency Problem, yaitu konflik kepentingan antara pemegang saham perusahaan dengan manajer-manajernya.
       b.      Agency Cost
            Biaya dari konflik tersebut (yaitu agency cost) demi memastikan agar manajer-manajer memaksimumkan kekayaan pemegang saham biasanya lebih besar bagi perusahaan-perusahaan multinasional daripada bagi perusahaan domestik murni karena alasan berikut :
      ·      Perusahaan-perusahaan multinasional yang memiliki anak-anak perusahaan di seluruh dunia mungkin menghadapi agency problem yang lebih besar karena sulitnya memonitor manajer-manajer dari anak-anak perusahaan yang letaknya jauh dari negara asal.
      ·      Manajer-manajer anak perusahaan luar negeri yang tumbuh dalam budaya yang berbeda mungkin tidak mau mengejar tujuan yang seragam.
      ·      Besarnya ukuran dari perusahaan multinasional raksasa juga bisa menciptakan agency problem yang besar.

2.      Kendala-kendala yang dihadapi MNC
      a.       Kendala Lingkungan
            Sejumlah Negara mungkin mengenakan lebih banyak restriksi atas anak perusahaan yang induknya berbasis di luar negeri. Izin usaha, ketentuan-ketentuan mengenai pembuangan limbah produksi, dan perangkat-perangkat pengendali polusi adalah sejumlah contoh restriksi yang memaksa anak perusahaan mengeluarkan biaya tambahan.

     b.      Kendala Regulatori
           Tiap negara juga memiliki karakteristik-karakteristik regulatori yang unik menyangkut pajak, aturan-aturan konversi valuta, pengembalian laba, dan regulasi-regulasi lain yang dapat mempengaruhi arus kas anak perusahaan. Karena regulasi-regulasi ini dapat mempengaruhi arus kas, regulasi-regulasi ini harus dipertimbangkan oleh manajer-manajer keuangan pada saat merancang kebijakan.

    c.       Kendala Etika
          Tidak ada standar etika bisnis yang seragam dan berlaku bagi semua negara. Suatu praktek bisnis yang dianggap tidak etis di suatu negara bisa saja dianggap etis di negara lain.

B.    Teori-teori Bisnis Internasional
      1.      Teori Keunggulan Komparatif Klasik (Theory of Comparative Advantage)
            Teori yang menyatakan bahwa masing-masing negara memiliki keunggulan untuk berspesialisasi dalam produk-produk yang bisa diproduksi dengan biaya yang relatif efisien.

      2.      Teori Pasar Tidak Sempurna
            Teori yang menyatakan bahwa karena adanya biaya dari transfer tenaga kerja dan sumber daya lain bagi tujuan produksi, perusahaan mungkin berupaya menggunakan faktor-faktor produksi luar negeri jika faktor-faktor ini lebih murah daripada faktor-faktor lokal.

3.      Teori Siklus Produk (Product cycle theory)
      Teori yang menyatakan bahwa sebuah perusahaan awalnya berusaha memantapkan dirinya dalam pasar lokal dan kemudian berekspansi ke dalam pasar luar negeri sebagai reaksi terhadap permintaan asing atas produk-produknya.

C.    Peningkatan Globalisasi
Faktor pendorong globalisasi adalah :
1.      Penurunan tarif dan hambatan lain yang dikenakan oleh pemerintah negara tamu.
2.      Meningkatnya standardisasi produk dan jasa di berbagai negara. Hal ini memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk menjual produk-produknya di negara-negara lain tanpa harus banyak menyesuaikannya dengan kebutuhan lokal.
3.      Swastanisasi
      Swastanisasi adalah pengubahan kepemilikan dari bisnis-bisnis yang tadinya dimiliki pemerintah kepada para pemegang saham swasta dan individu-individu. Swastanisasi telah mendorong pertumbuhan bisnis internasional karena perusahaan-perusahaan asing dapat mengakuisisi badan usaha yang dijual oleh pemerintah.

D.     Metode-metode Bisnis Internasional
      1.      Perdagangan Internasional
            Perdagangan Internasional adalah pendekatan yang relatif konservatif yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk mempenetrasi pasar luar negeri (dengan mengekspor) atau untuk mendapatkan bahan baku berharga murah (dengan mengimpor). Metode ini memiliki risiko minimal karena perusahaan tidak mempertaruhkan modalnya. Jika ekspor atau impor perusahaan menurun, perusahaan dapat mengurangi atau membuang segmen ini dari bisnisnya tanpa banyak merugi.

      2.      Perjanjian lisensi (licensing)
           Licensing adalah suatu kesepakatan di mana perusahaan lokal di sebuah negara tamu memproduksi barang-barang sesuai dengan spesifikasi dari perusahaan pemberi lisensi; setelah barang terjual, perusahaan lokal mengambil sebagian laba.

      3.      Perjanjian waralaba (franchising)
            Franchising adalah kesepakatan di mana sebuah perusahaan menyediakan strategi penjualan atau pelayanan tertentu, bantuan, dan mungkin investasi awal kepada franchise dengan imbalan fee secara periodik.

      4.      Usaha patungan (joint venture)
            Adalah suatu usaha yang dimiliki dan dioperasikan secara bersama oleh 2 perusahaan atau lebih.

     5.      Akuisisi perusahaan asing
           Adalah salah satu cara untuk memasuki pasar asing yang memungkinkan sebuah perusahaan mengendalikan bisnis luar negerinya secara penuh, dan mendapatkan pangsa pasar dalam jumlah besar secara cepat.

6.      Pembentukan anak perusahaan baru di luar negeri
      Pembentukan anak perusahaan mungkin lebih disukai daripada akuisisi karena operasi anak perusahaan dapat dirancang langsung sesuai kebutuhan perusahaan induk. Selain itu, investasi yang diperlukan mungkin lebih kecil dari investasi yang dibutuhkan bagi akuisisi perusahaan yang telah ada. Namun perusahaan tidak akan mendapatkan pengembalian secara cepat sampai anak perusahaan beroperasi dan memiliki basis pelanggan.