A.
Pengembangan Sistem dan Perubahan
Dalam Perusahaan
Empat macam perubahan struktural
organisasi yang disebabkan oleh teknologi informasi:
- Otomatisasi
(automation)Penerapan pertama dari teknologi informasi antara lain adalah membantu para karyawan melakukan tugas-tugas mereka secara lebih efisien dan efektif.
- Rasionalisasi prosedur (rationalization of procedures)Rasionalisasi prosedur adalah pemangkasan prosedur-prosedur operasional standar.
- Rekayasa ulang proses bisnis (business process reengineering)Rekayasa ulang bisnis menata ulang aliran-aliran kerja, menggabungkan langkah-langkah untuk mengurangi limbah dan mengeliminasi tugas-tugas yang banyak menggunakan kertas dan sifatnya repetitive (kadang-kadang rancangan yang baru juga menghilangkan beberapa pekerjaan).
Langkah-langkah rekayasa ulang
yang efektif :
·
Menentukan
proses bisnis yang tepat.
·
Mengidentifikasi
masukan dan keluaran proses bisnis.
·
Mengidentifikasi
aliran dari produk dan/atau layanan.
·
Mengidentifikasi
jaringan aktivitas dan penyangga dalam proses.
·
Mengidentifikasi
semua sumber daya.
·
Mengidentifikasi
struktur dan aliran informasi.
·
Mengidentifikasi
para pemilik proses
·
Mengidentifikasi
para pelaku proses dan para pembuat keputusan.
Proses bisnis biasanya diukur
dalam dimensi-dimensi berikut :
a. Biaya proses : total biaya proses
bisnis untuk transaksi yang ”pada umumnya”.
b. Waktu proses : total waktu
aktivitas dan keputusan semua pelaku.
c. Kualitas proses : jumlah waktu dan
biaya yang dihabiskan untuk mengerjakan kembali bagian dan layanan yang cacat.
d. Fleksibilitas proses : kemampuan
proses untuk memproduksi keluaran yang bervariasi, atau berubah di tengah
tekanan lingkungan.
B.
Perbaikan Proses
1.
Manajemen Proses Bisnis
(business process management—BPM)
Adalah upaya
untuk membantu perusahaan mengelola perubahan proses yang dibutuhkan di banyak
bidang dalam bisnis tersebut. Tujuan dari BPM adalah membuat perusahaan mampu
menciptakan perbaikan secara kontinu dalam banyak proses bisnisnya, dan
menggunakan proses-proses sebagai bahan dasar dalam membangun sistem informasi
perusahaan. BPM meliputi manajemen aliran kerja, notasi pemodelan proses
bisnis, pengukuran dan manajemen kualitas, manajemen perubahan, dan perangkat
untuk menata ulang proses-proses bisnis perusahaan ke dalam bentuk yang
terstandardisasi, yang dapat dimanipulasi secara kontinu. BPM juga meliputi
pemantauan dan analisis proses.
2.
Majemen Kualitas Total
dan Six Sigma
Selain juga meningkatkan efisiensi, perusahaan harus melakukan
penyesuaian pada proses bisnisnya untuk meningkatkan kualitas produk, layanan,
dan opersionalnya. Banyak yang menggunakan konsep manajemen
kualitas total (total quality management—TQM)
untuk menjadikan kualitas sebagai tanggung jawab semua orang dan fungsi di
dalam suatu organisasi. TQM menyebutkan bahwa pencapaian dari pengendalian
kualitas adalah suatu ujung dari dirinya sendiri. TQM berasal dari konsep
manajemen kualitas yang dikembangkan oleh pakar kualitas AS seperti W. Edwards
Deming dan Joseph Juran, tetapi dipopulerkan oleh orang-orang Jepang.
Six sigma adalah ukuran kualitas yang
spesifik, merepresentasikan 3,4 cacat per sejuta kesempatan. Kebanyakan
perusahaan tidak dapat mencapai tingkat kualitas ini tetapi menggunakan six sigma sebagai tujuan untuk
mengimplementasikan sejumlah metodologi dan teknik untuk meningkatkan kualitas
dan mengurangi biaya. Six sigma
menggunakan perangkat analisis statistik untuk mendeteksi cacat dalam
melaksanakan proses yang ada dan membuat penyesuaian kecil.
C.
Proses Pengembangan Sistem
Aktivitas yang mengarah pada
pembuatan solusi sistem informasi perusahaan untuk mengatasi masalah perusahaan
atau memanfaatkan kesempatan disebut pengembangan sistem (system development).
1. Analisis Sistem (system analysis)
adalah analisis masalah yang
dicoba diselesaikan perusahaan dengan sistem informasi. Tahap ini terdiri atas
pendefinisian masalah, identifikasi penyebab, pencarian solusi, dan
identifikasi kebutuhan informasi yang harus dipenuhi oleh suatu solusi sistem.
2. Perancangan Sistem (system design)
Memperlihatkan bagaimana sistem
tersebut akan memenuhi kebutuhan informasi. Perancang sistem menjelaskan
spesifikasi sistem yang akan melakukan fungsi-fungsi yang diidentifikasi pada
saat analisis sistem. Spesifikasi ini harus menangani semua komponen
manajerial, organisasional, dan teknologi dari solusi sistemnya.
3. Pemrograman
Selama tahap pemrograman (programming), spesifikasi sistem yang
disiapkan selama perancangan diterjemahkan ke dalam kode program.
4. Pengujian
Pengujian (testing) yang mendalam dan saksama harus dilakukan untuk mengetahui
apakah sistem memberikan hasil-hasil yang benar. Pengujian sistem informasi
dapat dibagi menjadi 3 jenis aktivitas, yaitu :
·
Pengujian unit (unit testing)
atau pengujian program,
menguji setiap program secara terpisah dalam sistem. Tujuannya adalah menjamin
bahwa program bebas dari kesalahan, tetapi tujuan ini sebenarnya mustahil.
·
Pengujian sistem (system testing)
menguji fungsi sistem
informasi secara keseluruhan. Pengujian sistem mencoba menentukan apakah
modul-modul yang terpisah dapat berfungsi bersama-sama seperti yang
direncanakan dan apakah ada ketidakcocokan antara cara kerja sistem yang
sesungguhnya dan cara kerjanya ketika sistem tersebut disusun.
·
Uji penerimaan (acceptance
testing)
memberikan sertifikasi akhir bahwa sistem siap digunakan dalam situasi
produksi.
5. Konversi (conversion)
Konversi adalah proses perubahan
dari sistem lama ke sistem baru. Empat strategi konversi yang utama yaitu :
·
Strategi
paralel (parallel strategy)
·
Strategi
pindah langsung (direct cutover)
·
Strategi
studi percontohan (pilot study)
·
Strategi pendekatan bertahap (phased approach)
6. Produksi dan Pemeliharaan
No comments:
Post a Comment