Ø
Proses
Melakukan Audit Internal
Pada proses ini, perwakilan manajer dan karyawan dari seluruh
perusahaan perlu dilibatkan dalam penentuan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Audit internal membutuhkan
pengumpulan dan pemaduan informasi mengenai manajemen, pemasaran,
keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan (litbang),
serta operasi sistem informasi manajemen perusahaan.
Dibandingkan dengan
audit eksternal, proses melakukan audit internal memberikan kesempatan lebih
luas bagi para partisipan untuk memahami bagaimana pekerjaan, departemen, dan
divisi mereka dapat berfungsi secara tepat dalam organisasi secara keseluruhan
Ø
Pandangan
Berbasis Sumber Daya
Pendekatan Pandangan Berbasis Sumber Daya (Resource-Bases View−RBV) terhadap keunggulan kompetitif meyakini
bahwa sumber daya internal lebih penting bagi perusahaan daripada berbagai
faktor eksternal dalam upaya untuk meraih serta mempertahankan keunggulan
kompetitif. Para penganut pandangan RBV
percaya bahwa kinerja organisasional akan sangat ditentukan oleh beragam sumber
daya internal yang dapat dikelompokkan ke dalam 3 kategori luas : sumber daya
fisik, sumber daya manusia, dan sumber daya organisasional. Teori RBV
berpendapat bahwa sumber dayalah yang sesungguhnya membantu perusahaan
menangkap peluang dan menetralkan ancaman.
Ø
Menyatukan
Strategi dan Budaya
Budaya organisasi (organizational
culture) dapat didefinisikan sebagai “sebuah pola perilaku yang telah
dikembangkan sebuah organisasi manakala organisasi belajar untuk mengatasi
persoalan adaptasi eksternal dan integrasi internal, dan yang telah terbukti
cukup berhasil untuk dianggap sahih dan diajarkan kepada para anggota baru
sebagai cara yang benar untuk memandang, berpikir, dan merasa.
Budaya menyediakan penjelasan untuk kesulitan-kesulitan yang tak
terpecahkan yang dihadapi perusahaan ketika mencoba mengubah arah strategisnya.
Budaya yang “benar” tidak hanya menjadi esensi dan fondasi kebesaran
perusahaan, tetapi juga dinyatakan bahwa keberhasilan atau kegagalan perubahan
bergantung pada kebijaksanaan dan kemampuan manajemen untuk mengubah budaya
yang menggerakkan perusahaan tepat pada waktunya dan sesuai dengan perubahan
strategi yang dibutuhkan.
Ø
Matriks
Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor
Evaluation−IFE Matrix)
Alat perumusan
strategi ini meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam
area-area fungsional bisnis, dan juga menjadi landasan untuk mengidentifikasi
serta mengevaluasi hubungan di antara area tersebut.
Ø
Analisis
Rantai Nilai (Value Chain Analysis –
VCA)
Analisis
rantai nilai mengacu pada proses yang dengannya perusahaan menentukan biaya
yang terkait dengan aktivitas organisasional dari pembelian bahan mentah sampai
produksi dan pemasaran produk tersebut. VCA bertujuan untuk mengidentifikasi
dimana keunggulan atau kelemahan biaya rendah yang ada di sepanjang rantai
nilai mulai dari bahan mentah sampai aktivitas layanan konsumen. Semua perusahaan harus
memanfaatkan analisis rantai nilai untuk mengembangkan dan mempertahankan kompetensi
inti dan mengubah kompetensi ini menjadi kompetensi khusus.
No comments:
Post a Comment